Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
[Q.S. Ibrahim (14): 7]
Penderitaan
hidup bukan karena kejadian yang menimpa, tapi karena hati yang tertutup dari
hikmah. Siapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan berarti berusaha telah
menghilangkan nikmat itu. Barang siapa yang mensyukuri nikmat berarti telah
mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kuat dan utuh.
Setiap
nikmat menjadi pembuka atau penutup pintu nikmat yang lain. Rahasia pengundang
nikmat yang lain itu adalah syukur dengan nikmat yang ada. Jangan melepas
nikmat yang besar dengan tidak mensyukuri nikmat yang kecil. Tidak usah risau
dengan nikmat yang belum ada. Risaulah karena tidak mensyukuri nikmat yang ada.
Bagaimana mensyukuri nikmat yang ada?
Ahli
syukur:
1.
Hati tidak merasa memiliki, tidak merasa dimiliki kecuali
yakin segalanya milik Allah. Semakin merasa memiliki sesuatu semakin takut
kehilangan. Takut kehilangan adalah bentuk kesengsaraan. Tapi, kalau yakin
semua milik Allah, diambil oleh Allah tidak layak merasa kehilangan karena
hanya merasa dititipi. Semakin merasa rezeki milik manusia, berharap pada
manusia semakin sengsara. Senikmat-nikmat hidup adalah kalau tidak berharap
pada makhluk, berharap hanya kepada Allah semata.
2.
Orang yang selalu memuji Allah dalam segala kondisi.
Dibanding musibah tidak ada apa-apanya dengan samudera nikmat yang diberikan
oleh Allah. Apa yang membuat menderita? Yaitu tamak dengan nikmat yang belum
ada.
3.
Manfaatkan nikmat yang ada untuk mendekat kepada Allah.
Tiga pengendara kuda, kudanya hilang, lalu diberi kuda oleh
raja
A: sibuk dengan kuda itu tanpa bertanya kuda itu dari siapa à sibuk dengan
harta, orang yang paling bodoh adalah punya dunia tapi tidak sadar itu semua
adalah titipan.
B: senang dengan kuda sambil berterimaksih à senang lalu
mengucapkan “Alhamdulillah”
C: bertanya kuda milik siapa, untuk apa kuda itu? Dia
bergembira bukan karena kuda, tetapi karena sengan dengan kuda bisa dekat
dengan raja à syukur, dan sadar memanfaatkan nikmat
untuk mendekatkan kepada Allah.
4.
Berterimakasih kepada yang menjadi jalan nikmat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar