Entri Populer

Kamis, 17 Januari 2013

SYUKUR NIKMAT


Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [Q.S. Ibrahim (14): 7]
Penderitaan hidup bukan karena kejadian yang menimpa, tapi karena hati yang tertutup dari hikmah. Siapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan berarti berusaha telah menghilangkan nikmat itu. Barang siapa yang mensyukuri nikmat berarti telah mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kuat dan utuh.
Setiap nikmat menjadi pembuka atau penutup pintu nikmat yang lain. Rahasia pengundang nikmat yang lain itu adalah syukur dengan nikmat yang ada. Jangan melepas nikmat yang besar dengan tidak mensyukuri nikmat yang kecil. Tidak usah risau dengan nikmat yang belum ada. Risaulah karena tidak mensyukuri nikmat yang ada. Bagaimana mensyukuri nikmat yang ada?

Ahli syukur:
1.     Hati tidak merasa memiliki, tidak merasa dimiliki kecuali yakin segalanya milik Allah. Semakin merasa memiliki sesuatu semakin takut kehilangan. Takut kehilangan adalah bentuk kesengsaraan. Tapi, kalau yakin semua milik Allah, diambil oleh Allah tidak layak merasa kehilangan karena hanya merasa dititipi. Semakin merasa rezeki milik manusia, berharap pada manusia semakin sengsara. Senikmat-nikmat hidup adalah kalau tidak berharap pada makhluk, berharap hanya kepada Allah semata.
2.     Orang yang selalu memuji Allah dalam segala kondisi. Dibanding musibah tidak ada apa-apanya dengan samudera nikmat yang diberikan oleh Allah. Apa yang membuat menderita? Yaitu tamak dengan nikmat yang belum ada.
3.     Manfaatkan nikmat yang ada untuk mendekat kepada Allah.
Tiga pengendara kuda, kudanya hilang, lalu diberi kuda oleh raja
A: sibuk dengan kuda itu tanpa bertanya kuda itu dari siapa à sibuk dengan harta, orang yang paling bodoh adalah punya dunia tapi tidak sadar itu semua adalah titipan.
B: senang dengan kuda sambil berterimaksih à senang lalu mengucapkan “Alhamdulillah
C: bertanya kuda milik siapa, untuk apa kuda itu? Dia bergembira bukan karena kuda, tetapi karena sengan dengan kuda bisa dekat dengan raja à syukur, dan sadar memanfaatkan nikmat untuk mendekatkan kepada Allah.
4.     Berterimakasih kepada yang menjadi jalan nikmat.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar